Surga atau neraka? Kira-kira, mana yang akan Anda pilih ketika ditawari
oleh Allah swt untuk tempat parkir terakhir di akhirat kelak? Kebanyakan
manusia pasti berkeinginan hidup di surga. Menikmati aliran sungai
susunya, ditemani bidadari serta bidadara, dan berbagai kenikmatan
lainnya di sana. Konon, dari 100 kenikmatan yang Tuhan ciptakan, 99 di
antaranya ada di surga. Sedangkan satu sisanya ada di dunia.
Namun,
siapa sangka di antara yang gemar beribadah itu, ada yang rela
dimasukan ke dalam neraka? Dialah Rabi’ah binti Ismail Adawiyah, atau
yang dikenal juga dengan Rabi’ah Al ‘Adawiyah. Dilahirkan di Basrah pada
95 Hijriah. Beliau merupakan salah satu sufi wanita di zamannya.
Rabi’ah
dikenal karena cintanya yang begitu besar kepada Tuhannya. Pernah suatu
ketika Rabi’ah berkata, “Sekiranya aku beribadah kepada Engkau Karena
takut akan siksa neraka, biarkanlah neraka itu bersamaku. Dan jika aku
beribadah karena mengharap surga, maka jauhkanlah surga itu dariku.
Tetapi bila aku beribadah karena cinta semata, maka limpahkan lah
keindahan-Mu selalu.“
Dalam penghambaan kepada Tuhannya, Rabiah
menetapkan cinta-Nya lah sebagai tujuan akhirnya. Sedangkan surga dan
neraka, bukanlah tujuan utamanya. Bahkan, dia rela dimasukan ke dalam
neraka dan dijauhkan dari surga bila menduakan cinta-Nya. Bagaimana pun,
surga dan neraka adalah makhluk-Nya. Menetapkan salah satunya sebagai
tujuan dalam beribadah, sama dengan menduakan cinta-Nya. Setidaknya,
itulah yang saya tangkap dari Rabi’ah.
Tampaknya, kita masih
harus kembali menginstrospeksi tujuan hidup dan ibadah kita. Apakah
untuk menggapai surga dan menjauhkan diri dari neraka? Atau benar-benar
untuk mengapai ridho dan cinta-Nya?
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. [Al An'aam-162]
No comments:
Post a Comment